Rabu, 25 Januari 2017

DALIL BID'AH HASANAH DARI PROF. DR. ALI GOMAA (MANTAN MUFTI KERAJAAN MESIR)

DALIL BID'AH HASANAH DARI PROF. DR. ALI GOMAA (MANTAN MUFTI KERAJAAN MESIR)

Tidak semua hal yang tidak dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw adalah bid’ah

Ada tujuh dalil yang boleh memperbaiki cara pemahaman anda terhadap bid’ah

1. Nabi Muhammad Saw. bersabda: "Barang siapa yang melakukan sunnah hasanah dalam Islam, maka ia mendapat pahalanya serta pahala orang-orang yang melakukannya juga, tanpa berkurang sedikit pun."

Erti sunnah hasanah adalah: melakukan perbuatan baik yang belum pernah dilakukan oleh siapapun sebelumnya.

2. Beberapa sahabat Nabi melakukan perbuatan yang belum pernah dilakukan oleh Nabi Saw., seperti:
Solat tarawih berjamaah di masjid setiap malam bulan Ramadan. Rasulullah tidak melakukan solat tarawih dengan cara seperti ini kecuali di beberapa malam Ramadan saja. Begitu juga Abu Bakar RA. tidak solat berjamaah di masjid, akan tetapi Umar bin Kattab RA. melakukannya, dan berkata: “ini adalah bid’ah yang baik.

3. Sayyidina Bilal RA. solat dua rakaat setiap kali selesai wudhu, padahal Nabi Saw. tidak pernah melakukannya, meskipun kemudian solat ini ditetapkan oleh Nabi.

Begitu juga ada seorang sahabat yang melantunkan pujian saat berdiri dari ruku’ (I’tidal) dengan bacaan yang tidak ia dengar dari Nabi Saw. sebelumnya. Namun kemudian Nabi memuji bacaan tahmid ini.

4. Hujjatul Islam al-Ghazali berkata: “Tidak semua yang baru merupakan perbuatan bid’ah yang terlarang, namun yang diharamkan adalah bid’ah yang berlawanan dengan sunnah yang telah ditetapkan, atau menyalahi perintah syariat Islam."

5. Imam al-Nawawi berkata: “Semua hal yang tidak ada di zaman Nabi Muhammad merupakan bid’ah, namun ada bid’ah yang baik, ada juga yang tidak baik.”

6. Al-Izz bin Abdussalam, sang pemimpin ulama berkata: “Bid’ah terbagi menjadi 5: Bid’ah yang wajib, bid’ah yang haram, bid’ah yang dianjurkan, bid’ah yang makruh dan bid’ah yang mubah (boleh).”

Cara untuk mengetahaui jenis bid’ah adalah dengan cara membandingkan bid’ah dengan kaedah syariat: jika hal ini membawa kebaikan untuk manusia, dan tidak bertentangan dengan satupun dasar-dasar utama syariat Islam, maka hal ini merupakan bid’ah yang sunnah atau wajib.

7. Sementara bid’ah yang haram adalah segala perbuatan yang berlawanan dengan dasar-dasar utama syariat serta menyimpang dari ajaran Nabi Muhammad dan bertentangan dengannya, seperti mengubah jumlah solat, jumlah rakaat solat, tempat ibadah haji atau sejenisnya.

Adapun hal yang masih dalam lingkup syariat dan kaidahnya, juga selaras dengan petunjuk Nabi dan tidak keluar dari jalan yang benar, maka hal ini bukan bid’ah yang haram atau perbuatan terlarang.

Video Asal : https://www.youtube.com/watch?v=SB6DXtdhOP4

Hujah Terbaik. Sebarkan

Tiada ulasan:

Catat Ulasan