Sabtu, 27 Ogos 2016

HENTIKAN MENGKAFIRKAN MAJORITI UMAT ISLAM


HENTIKAN MENGKAFIRKAN MAJORITI UMAT ISLAM!
Oleh: Kiyai Idrus Ramli

Dewasa ini ada sekelompok umat Islam, yang ajaran pokoknya adalah mensyirikkan dan mengkafirkan umat Islam yang lain, lalu membunuh dan membantai mereka dengan alasan telah kafir tersebut. Hal ini seperti yang dilakukan oleh kelompok IS dan ISIS, penganut setia dan penyebar ajaran kitab-kitab Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab an-Najdi dan murid-muridnya. Berkaitan dengan lahirnya kelompok teroris-takfiri tersebut, telah dinubuatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits shahih berikut ini:

عَنْ حُذَيْفَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: إِنَّ مَا أَتَخَوَّفُ عَلَيْكُمْ رَجُلٌ قَرَأَ الْقُرْآنَ حَتَّى إِذَا رُئِيَتْ بَهْجَتُهُ عَلَيْهِ، وَكَانَ رِدْئاً لِلإِسْلاَمِ، غَيَّرَهُ إِلىَ مَا شَاءَ اللهُ، فَانْسَلَخَ مِنْهُ وَنَبَذَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ، وَسَعَى عَلىَ جَارِهِ بِالسَّيْفِ، وَرَمَاهُ بِالشِّرْكِ، قُلْتُ : يَا نَبِيَّ اللهِ، أَيُّهُمَا أَوْلىَ بِالشِّرْكِ ، الْمَرْمِيُّ أَمِ الرَّامِيْ ؟ قَالَ : بَلِ الرَّامِيْ. (حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ فِي التَّارِيْخِ الْكَبِيْرِ وَالْبَزَّارُ وَاَبُوْ يَعْلَى الْمَوْصِلِيُّ فِيْ مُسْنَدِهِ وَالطَّحَاوِيُّ فِيْ مُشْكِلِ الْآَثَارِ وَأَبُوْ نُعَيْمٍ فِيْ مَعْرِفَةِ الصَّحَابَةِ وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ).

“Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya sesuatu yang aku takutkan atas kalian adalah seorang laki-laki yang membaca al-Qur’an, sehingga setelah ia kelihatan indah karena al-Qur’an dan menjadi penolong agama Islam, ia merubahnya pada apa yang telah menjadi kehendak Allah. Ia melepaskan dirinya dari al-Qur’an, melemparnya ke belakang dan menyerang tetangganya dengan pedang dengan alasan telah syirik.” Aku bertanya: “Wahai Nabi Allah, siapakah di antara keduanya yang lebih berhak menyandang kesyirikan, yang dituduh syirik atau yang menuduh?” Beliau menjawab: “Justru orang yang menuduh syirik yang lebih berhak menyandang kesyirikan.”

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahih-nya, (hadits no. 81), Abu Nu’aim dalam Ma’rifat al-Shahabah, (hadits no. 1747) dan al-Thahawi dalam Musykil al-Atsar, (hadits no. 725). Dishahihkan oleh al-Albani, dalam Silsilat al-Ahadits al-Shahihah, (hadits no. 3201).

Hadits tersebut memberikan pelajaran tentang kaum takfiri, yang ciri-cirinya adalah:

1. Membaca al-Qur’an. Di sini mungkin ada yang bertanya, bukankah umat Islam juga membaca al-Qur’an? Memang begitu. Tapi maksud hadits tersebut, kaum takfiri ini fokus kajiannya adalah menghafalkan al-Qur’an dan bacaannya menjadi daya tarik banyak orang, tanpa mendalami ilmu agama yang lain, terutama fiqih dan akidah.

2. Selain bacaan al-Qur’an mereka yang menjadi daya tarik, mereka juga kelihatan militan dalam membela Islam, melebihi militansi kebanyakan orang.

3. Mereka mengkafirkan dan mensyirikkan banyak orang, sebab pemahaman mereka yang dangkal terhadap agama. Sudah barang tentu, orang yang mudah mengkafirkan orang lain, akan lebih mudah membid’ahkan dan menganggap sesat banyak orang. Bid’ah dan sesat, lebih ringan daripada syirik dan kafir.

4. Setelah mensyirikkan dan mengkafirkan banyak orang, maka mereka membunuh umat Islam dengan alasan telah kafir dan syirik.

5. Sebenarnya mereka yang lebih layak mendapat label syirik, sebab mereka mensyirikkan orang-orang Muslim yang tidak syirik.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan