Assalamu'alaikum,
Petikan dari Internet:
Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas beliau asli dari Yaman Selatan dilahirkan di desa hawrat salah satu desa di Al Kasar, Kampung kharaidhoh, “Khadramaut” pada hari Selasa 20 Jumadi Awal 1275 hijriah. Sejak kecil beliau mendapatkan pendidikan rohani dan perhatian khusus dari Ayahnya. Beliau mepelajari Al Qur’an dimasa kecilnya dari Mu’alim Syeh Umar Bin Faraj Bin Sabah.
Beberapa bulan sebelum ke Indonesia, ada beberapa perkara yang berlaku akan tujuan hamba ke sana. Alhamdulillah, apabila pasti akan ke Bogor, hamba membuat sedikit persiapan tentang siapa yang perlu diziarahi. Masuk internet, tanya Mr Google, maka keluarlah beberapa makam Wali Allah yang elok untuk diziarahi. Selain urusan kerja, hamba 'lari sekejap' untuk ziarah Makam. Ambil 'Ojet', motorsikal dengan pemandunya, tanya bayarannya dan beliau setuju, maka 'operasi berjalan'. Sebelum itu, semak berapa jauh tempat itu dari hotel, tanya kakitangan hotel tentang anggaran bayaran agar 'tak kena ketuk'.
Ojet yang hamba naiki pada 9 Oktober ini, anaknya turut serta. Itulah kesusahan hidup di Bogor, pemandu Ojet terpaksa bawa anaknya sambil angkut penumpang. Lepas tu tak ada topi keledar untuk penumpang pula, ehmmm. Banyak berdoa dan bertawakal kepada-NYA, hamba menuju destinasi pertama iaitu Makam Habib Abdullah Bin Mukhsin di Empang, Bogor. Melalui tinjauan hamba di internet, inilah makam paling banyak dikunjungi oleh warga tempatan atau warga Indonesia dari luar. Hamba cari Masjid An-Nur di Empang, Bogor. Bertemu dengan 'Penjaga' @ pemegang amanah masjid ini, berbual sekejap sebelum masuk ke kawasan makam. Selain Makam Habib Abdullah al-Mukhsin, ada satu lagi makam yang dikunjungi ramai dalam kawasan pemakaman ini. Tunggu...
Penyebar dakwah Islamiah di bumi Indonesia
Sebelah masjid, menuju kawasan makam
Ini makam salah seorang anaknya
Ini Makam Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas (Empang Bogor),
Keseluruhannya ada tujuh makam di sin, iaitu anak-anaknya dan anak muridnya
Makam Habib Abdullah Mukhsin merupakan tumpuan utama penziarah Makam
Pintu Makam
Hamba pun lupa siapa orangnya
Ini Masjid An-Nur di Empang, Bogor. Kalau anda kaji sejarah para Habib di Jawa khususnya, mereka akan mendirikan Masjid di mana mereka menetap
Petikan dari Internet:
Tak jauh dari Kebon Raya Bogor tepatnya
kawasan empang Bogor selatan terdapat maqom waliyulloh yang lokasinya tepat di
jalan lolongok Di Kompleks Masjid An nur itulah, Al Habib Abdullah Bin Mukhsin
Al Athas di makamkan, bersama dengan makam anak-anaknya yaitu Al Habib Mukhsin
Bin Abdullah Al Athas, Al Habib Zen Bin Abdullah Al Athas, Al Habib Husen Bin
Abdullah Al Athas, Al Habib Abu Bakar Bin Abdullah Al Athas, Sarifah Nur Binti
Abdullah Al Athas, makam murid kesayangannya yaitu Al Habib Habib Alwi Bin
Muhammad Bin Tohir dan Maqom seorang ulama besar yang belum lama ini wafat 26
maret 2007
al walid Habib Abdurrohman Bin Ahmad Assegaf (pimpinan pon-pes Al
busro citayam depok).
Dalam Manakibnya disebutkan bahwa Al Habib
Abduillah Bin Mukhsin Al Athas adalah seorang “ Waliyullah” yang telah mencapai
kedudukan mulia dekat dengan Allah SWT. Beliau termasuk salah satu Waliyullah
yang tiada terhitung jasa-jasanya dalam sejarah pengembangan Islam dan kaum
muslimin di Indonesia. Beliau seorang ulama “Murobi” dan panutan para ahli
tasauf sehingga menjadi suri tauladan yang baik bagi semua kelompok manusia
maupun jin.
Al Habib Abdullah Bin Mukhsin. Bin
Muhammad. Bin Abdullah. Bin Muhammad. Bin Mukhsin. Bin Husen. Bin Syeh Al
Kutub, Al Habib Umar Bin Abdurrohman Al Athas adalah seorang tokoh rohani yang
dikenal luas oleh semua kalangan umum maupun khusus. Beliau adalah “Ahli kasaf”
dan ahli Ilmu Agama yang sulit ditandingi keluawasan Ilmunya, jumlah amal
ibadahnya, kemulyaan maupun budi pekertinya.
Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas beliau asli dari Yaman Selatan dilahirkan di desa hawrat salah satu desa di Al Kasar, Kampung kharaidhoh, “Khadramaut” pada hari Selasa 20 Jumadi Awal 1275 hijriah. Sejak kecil beliau mendapatkan pendidikan rohani dan perhatian khusus dari Ayahnya. Beliau mepelajari Al Qur’an dimasa kecilnya dari Mu’alim Syeh Umar Bin Faraj Bin Sabah.
Dalam Usia 17 tahun beliau sudah hafal Al
Qui’an. Kemudian beliau oleh Ayahnya diserahkan kepada ulama terkemuka di
masanya. Beliau dapat menimba berbagai cabang ilmu Islam dan Keimanan.
Diantara guru–guru beliau, salah satunya
adalah Assyayid Al Habib Al Qutbi Abu Bakar Bin Abdullah Al Athas, dari guru
yang satu itu beliau sempat menimba Ilmu–Ilmu rohani dan tasauf, Beliau
mendapatkan do’a khusus dari Al Habib Abu Bakar Al Athas, sehingga beliau
berhasil meraih derajat kewalian yang patut. Diantaranya guru rohani beliau
yang patut dibanggakan adalah yang mulya Al Habib Sholih Bin Abdullah Al Athas
penduduk Wadi a’mad.
Habib Abdullah pernah membaca Al Fatihah
dihadapan Habib Sholeh dan Habib Sholeh menalkinkan Al Fatihah kepadanya Al
A’rif Billahi Al Habib Ahmad Bin Muhammad Al Habsi. ketika melihat Al Habib
Abdullah Bin Mukhsin yang waktu itu masih kecil beliu berkata sungguh anak
kecil ini kelak akan menjadi orang mulya kedudukannya.
Al Habib Abdullah Bin Mukhsin pernah
belajar Kitab risalah karangan Al Habib Ahmad Bin Zen Al Habsi kepada Al Habib
Abdullah Bin A’lwi Alaydrus sering menemui Imam Al Abror Al Habib Ahmad Bin
Muhammad Al Muhdhor. Selain itu beliau juga sempat mengunjungi beberapa
Waliyulllah yang tingal di hadramaut seperti Al Habib Ahmad Bin Abdullah Al
Bari seorang tokoh sunah dan asar. Dan Syeh Muhammad Bin Abdullah Basudan.
Beliau menetap di kediaman Syeh Muhammad basudan selama beberapa waktu guna
memperdalam Agama.
Pada
tahun 1282 Hijriah, Habib Abdulllah Bin Mukhsin menunaikan Ibadah haji yang
pertama kalinya.
Selama di tanah suci beliau bertemu dan
berdialog dengan ulama–ulama Islam terkemuka. Kemudian, seusai menjalankan
ibadah haji, beliau pulang ke Negrinya dengan membawa sejumlah keberkahan.
Beliau juga mengunjungi Kota Tarim untuk memetik manfaat dari wali–wali yang
terkenal.
Setelah dirasa cukup maka beliau
meninggalkan Kota Tarim dengan membawa sejumlah berkah yang tidak ternilai
harganya. Beliau juga mengunjungi beberapa Desa dan beberapa Kota di Hadramaut
untuk mengunjungi para Wali dan tokoh–tokoh Agama dan Tasauf baik dari keluarga
Al A’lwi maupun dari keluarga lain.
Pada tahun 1283 H, Beliau melakukan ibadah
haji yang kedua. Sepulangnya dari Ibadah haji, beliau berkeliling ke berbagai
peloksok dunia untuk mencari karunia Allah SWT dan sumber penghidupan yang
merupakan tugas mulya bagi seorang yang berjiwa mulya. Dengan izin Allah SWT,
perjalanan mengantarkan beliau sampai ke Indonesia. beliau bertemu dengan
sejumlah Waliyullah dari keluarga Al Alwi antara lain Al Habib Ahmad Bin
Muhammad Bin Hamzah Al Athas.
Sejak pertemuanya dengan Habib Ahmad
beliau mendapatkan Ma’rifat. Dan, Habib Abdullah Bin Mukhsin diawal
kedatangannya ke Jawa memilih Pekalongan sebagai Kota tempat kediamannya. Guru
beliau Habib Ahmad Bin Muhammad Al Athas banyak memberi perhatian kepada beliau
sehinga setiap kalinya gurunya menunjungi Kota Pekalongan beliau tidak mau
bermalam kecuali di rumah Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athos.
Dalam setiap pertemuan Habib Ahmad selalu
memberi pengarahan rohani kepada Habib Abdullah Bin Mukhsin sehingga hubungan
antara kedua Habib itu terjalin amat erat. Dari Habib Ahmad beliau banyak
mendapat manfaat rohani yang sulit untuk dibicarakan didalam tulisan yang serba
singkat ini.
Dalam perjalan hidupnya Habib Abdullah Bin
Mukhsin Al Athas pernah dimasukan kedalam penjara oleh Pemerintah Belanda,
mungkin pengalaman ini telah digariskan Allah. Sebab, Allah ingin memberi
beliau kedudukan tinggi dan dekat dengannya. Nasib buruk ini pernah juga
dialami oleh Nabi Yusuf AS yang sempat mendekam dalam penjara selama beberapa
tahun. Namun, setelah keluar dari penjara ia diberi kedudukan tinggi oleh
penguasa Mashor yang telah memenjarakannya.
Selama di penjara ke keramatan Habib
Abdullah Bin Mukhsin semakin tampak sehingga semakin banyak orang yang datang
berkunjung kerpenjaraan tersebut. Tentu saja hal itu mengherankan para pembesar
penjara dan penjaganya. Sampai mereka pun ikut mendapatkan berkah dan manfaat
dari kebesaran Habib Abdullah dipenjara,
Setiap permohonan dan hajat yang
pengunjung sampaikan kepada Habib Abdullah Bin Mukhsin selalu dikabulkan Allah
SWT, para penjaga merasa kewalahan menghadapi para pengunjung yang mendatangi
beliau Mereka lalu mengusulkan kepada kepala penjara agar segera membebaskan
beliau. Namun, ketika usulan dirawarkan kepada Habib Abdullah beliau menolak
dan lebih suka menungu sampai selesainya masa hukuman.
Pada suatu malam pintu penjara tiba–tiba
terbuka dan datanglah kepada beliau kakek beliau Al Habib Umar Bin Abdurrohman
Al Athas seraya berkata, Jika kau ingin keluar dari penjara keluarlah sekarang,
tetapi jika engkau mau bersabar maka bersabarlah.
Beliau ternyata memilih untuk bersabar
dalam penjara, pada malam itu juga Sayyidina Al Faqih Al Muqodam dan Syeh Abdul
Qodir Zaelani serta beberapa tokoh wali mendatangi beliau. Pada kesempatan itu
Sayyidina Al Faqih Al Muqodam memberikan sebuah kopiah. Ternyata dipagi harinya
Kopiah tersebut masih tetap berada di kepala Al Habib Abdullah Padahal, beliau
bertemu dengan Al Faqih Al Muqodam didalam impian.
Para pengujung terus berdatangan kepenjara
sehingga berubahlah penjaraan itu menjadi rumah yang selalu dituju, Beliau pun
mendapatkan berbagai kekeratan yang luar biasa mengingatkan kembali hal yang
dimiliki para salaf yang besar seperti Assukran dan syeh Umar Muhdor
Di antara Karomah yang beliau peroleh
adalah sebagaimana yang disebutkan Al Habib Muhammad Bin Idrus Al Habsyi bahwa
Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas ketika mendapatkan anugrah dari Allah SWT,
beliau tenggelam penuh dengan kebesaran Allah, hilang dengan segala hubungan
alam dunia dan sergala isinya. Al Habib Muhammad Idrus Al Habsyi juga
menuturkan, ketika aku mengujunginya Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athos dalam
penjara aku lihat penampilannya amat berwibawa dan beliau terlihat dilapisi
oleh pancaran Illahi. Sewaktu beliau melihat aku beliau mengucapkan bait –bait
syair Habib Abdullah Al Hadad yang awal baitnya adalah sbb “ Wahaii yang
mengunjungi Aku di malam yang dingin, ketika tak ada lagi orang yang akan
menebarkan berita fitrah, Selanjutnya, kata Habib Muhammad Idrus, kami selagi
berpelukan dan menangis, “
Karomah
lainnya setiap kali beliau memandang borgol yang membelegu kakinya, maka
terlepaslah borgol itu.
Disebutkan juga bahwa ketika pimpinan
penjara menyuruh bawahannya untuk mengikat keher Habib Abdullah Bin Mukhsin
maka dengan rante besi maka atas izin Allah rantai itu terlepas, dan pemimpin
penjara beserta keluarga dan kerabatnya mendapat sakit panas, dokter tak mampu
mengobati penyakit pemimpin penjara dan keluarganya itu, barulah kemudian
pemimpin penjara sadar bahwa ;penyakitnya dan penyakit keluarganya itu
diakibatkan Karena dia telah menyakiti Al Habib yang sedang dipenjara.
Kemudian, kepala penjara pengutus
bawahannya untuk mendo’akan, penyakit yang di derita oleh kepala penjara dan
keluarganya itu agar sembuh Maka, berkatalah Habib Abdullah kepada utusan itu
Ambillah borgol dan rante ini ikatkan di kaki dan leher pemimpin penjara itu,
maka akan sembuhlah dia.
Kemudian dikerjakanlah apa yang dikatakan
oleh Habib Abdullah, maka dengan izin Allah SWT penyakit pimpinan penjara dan
keluarganya seketika sembuh. Kejadian ini penyebabkan pimpinan penjara makin
yakin akan kekeramatan Habib Abdullah Mukhsin Al Athas. Sekeluarnya dari
penjara beliau tinggal di Jakarta selama beberapa tahun.
Dari sumber lain disebutkan, bahwa awal
mula kedatangan Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas ke Indonesia, pada tahun
1800 Masehi, waktu itu beliau diperintahkan oleh Al Habibul Imam Abdullah bin
Abu Bakar Alayidrus, untuk menuju Kota Mekah. Dan sesampainya di Kota Mekah,
beliau melaksanakan sholat dan pada malam harinya beliau mimpi bertemu dengan
Rasullah SAW, entah apa yang dimimpikannya, yang jelas ke esok harinya beliau
berangkat menuju Negeri Indonesia.
Sesampainya di Indonesia, beliau
dipertemukan dengan Al Habib Ahmad Bin Hamzah Al Athas yang da dipakojan
Jakarta dan beliau belajar ilmu agama darinya, lalu Habib Ahmad Bin Hamzah Al
Athas memerintahkan agar beliau datang berziarah ke Habib Husen di luar Batang,
dari sana sampailah perjalanan beliau ke Bogor
Beliau
datang ke Empang dengan tidak membawa apa-apa,
Pada saat belau datang ke Empang Bogor,
disana disebutkan bahwa Empang yang pada saat itu belum ada penghuninya, namun
dengan Ilmu beliau bisa menyala dan menjadi terang benderang Diceritakan, ada
kekeramatan yang lain terjadi pula ketika beliau tengah makan dipinggiran
empang, kebetulan pada saat itu datang kepada beliau seorang penduduk Bogor dan
berkata “ Habib, kalau anda benar-benar seorang Habib Keramat, tunjukanlah
kepada saya akan kekeramatannya..
Pada saat itu kebetulan Habib Abdullah Bin
Mukhsin Al Athas tengah makan dengan seekor ikan dan ikan itu tinggall separuh
lagi. Maka Habib Abdukkah berkata” Yaa sama Anjul ilaman Tabis,” ( wahai ikan
kalau benar-benar cinta kepadaku tunjukanlah) maka atas izin Allah SWT,
seketika itu juga ikan yang tinggal sebelah lagi meloncat ke empang. Konon ikan
sebelah tersebut sampai sekarang masih hidup dilaut.
Masjid Keramat Empang didirikan sekitar
tahun 1828 M. pendirian Masjid ini dilakukan bersama para Habaib dan
ulama-ulama besar di Indonesia. Di Sekitar Areal Masjid Keramat terdapat
peninggalan rumah kediaman Habib Abdullah, yang kini rumah itu ditempati oleh
Khalifah Masjid, Habib Abdullah Bin Zen Al Athas. Didalam rumah tersebut
terdapat kamar khusus yang tidak bisa sembarang orang memasukinya, karena kamar
itu merupakan tempat khalwat dan zikir beliau. Bahkan disana terdapat
peninggalan beliau seperti tempat tidur, tongkat , gamis dan sorbannya yang
sampai sekarang masih disimpan utuh.
Kitab-kitab beliau kurang lebih ada 850
kitab, namun yang ada sekarang tinggal 100 kitab, sisanya disimpan di
“Jamaturkhair atau di Rabitoh”. Tanah Abang Jakarta. Salah satu kitab karangan
beliau yang terkenal adalah “Faturrabaniah” konon kitab itu hanya beredar
dikalangan para ulama besar,
Adapun karangannya yang lain adalah kitab
“Ratibul Ahtas dan Ratibul Hadad.” Kedua kitab itu merupakan pelajaran rutin
yang diajarkan setiap magrib oleh beliau kepada murid-muridnya dimasa beliau
masih hidup, bahkan kepada anak dan cucunya, Habib Abdullah Bin Mukhsin Al
Athas menganjurkan supaya tetap dibacanya.
Habib Abdullah Bin Al Athas, adalah
seorang Waliyullah dengan kiprahnya menyebarkan Agama Islam dari satu negeri
kenegeri lain. Di Kampung Empang beliau menikahi seorang wanita keturanan dalem
Sholawat. Dari sanalah beliau mendapatkan wakaf tanah yang cukup luas, sampai
sekarang 85 bangunan yang terdapat di kampung Empang didalam sertifikatnya atas
nama Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas.
Semasa hidupnya sampai menjelang akhir
hayatnya beliau selalu membaca Sholawat Nabi yang setiap harinya dilakukan
secara dawam di baca sebanyak seribu kali, dengan kitab Sholawat yang dikenal
yaitu “
Dala’l Khoirot” artinya kebaikan yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Menurut Manakib, beliau dipanggil Allah
SWT pada hari Selasa, 29 Zulhijjah 1351 Hijriah diawal waktu zuhur Jenazah
beliau dimakamkan keesokan harinya hari Rabu setelah Sholat zuhur. Tak
terhitung jumlah orang yang ikut mesholatkan jenazah. Beliau dimakamkan di
bagian Barat Masjid An nur Empang,sebelum wafat beliau terserang sakit flu
ringan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan