TOPIK

Aidil Fitri (1) Air Kolah (9) Akhir Zaman (3) Aktiviti Ilmiah (1) Al-Quran (4) Alam (13) Alam Ghaib (5) Aldil Fitri (1) Allah wujud tanpa bertempat (15) Amal Soleh (3) Anti Hadis (1) Aqidah (17) ASWJ (63) Bab Munakahat (4) Bab Sihir (3) Bab Tauhid (9) Bahasa Melayu (6) Bahaya Syiah (7) Bertabarruk (2) Bid'ah (8) Bidaah Hasanah (7) Bulan Ramadhan (18) Bulan Rejab (1) Bulan Zulhijjah (1) Cintai DIA (1) Cuti-Cuti Malaysia (89) Doa (1) Dosa Besar (1) Ekonomi Islam (5) Fadilat Al-Quran (4) Fiqh (3) Futuhul Ghaib (1) Futuhul Makkiyyah (3) guru (2) Guru Mursyid (6) Guru Tariqat (6) Hadis Dhaif (6) Hadis Maudhu' (1) Hadis Nabi (14) Hakikat (1) Hari Kemudian (1) Hotel Islam (1) Hukum Berkaitan Zikir (9) Ibadat Haji (6) Ibnu Taimiyyah (16) ilmu kebatinan (5) Ilmu Laduni (1) ilmu persilatan (2) Imam Malik (1) Insan Kamil (1) Israk Mikraj (10) Istanbul (17) Isu Halal (2) Isu Kalimah Allah (4) Isu Khilaf (25) Isu Khilafiah (29) Isu Semasa (4) Isu Wahhabi (97) Jalan-Jalan (128) Jihad Ekonomi (34) Jom Makan (16) Karamah (2) kebenaran (5) Kesultanan Melayu (7) Kewangan dan Perbankan Islam (1) Khatamun Nubuwwah (2) Kisah Mualaf (28) Kisah Nabi (2) Koleksi (2) Kosong (2) Kurma (1) Lagu (1) Lailatul Qadar (14) Makam Sultan (5) Makam Sultan/Raja Melayu (7) Makam Wali Allah (43) Makhluk Halus (1) Makrifat (1) Masjid (41) Masjid Lama (24) Masjid Utama (29) Maulidur Rasul (23) Mekah (2) Melayu (14) Merdeka (1) Misteri (10) motivasi (1) Mukasyafah (2) Mutasyabihat (7) Nabi Ibrahim A.S. (1) Nabi Khidir A.S. (14) Nabi Musa A.S. (1) Neraka (1) Nisfu Syaaban (17) nostalgia (1) Nur Muhammad (6) Nuzul Quran (3) Pahlawan Islam (2) Pahlawan Melayu (10) Pelancongan Tanah Tinggi (4) pengumuman (7) Penyakit (1) Perubatan Islam (2) Perubatan tradisional (1) Petua (2) Puasa Ramadhan (18) Puasa Sunat (2) Pulau Besar (18) Putrajaya (3) Rabitah (1) Rahmat Allah (1) Rawatan Islam (1) rekreasi (21) Rezeki (1) RSAW (11) Rumahku Syurgaku (4) Sajak (6) Sedekah (1) Sejarah Melayu (6) Selawat (7) Senibina Islam (8) Sifat 20 (2) Solat (8) Solat Sunat (9) Sumpah (1) Sunnah RSAW (9) Tamadun Islam (8) Tariqat (7) Tasawuf (23) Tawassul (5) Tulisanku (311) Ulamak Islam (7) Ulamak Nusantara (20) Ulamak Tanah Melayu (16) Universiti (3) Usahawan Muslim (9) Usuluddin (1) Wahhabi dan Keganasan (9) Wali Allah (50) Wali Melayu (22) Wali Songo (10) Youtube (1) Zakat (13) Zakat Fitrah (4)
Memaparkan catatan dengan label Akhir Zaman. Papar semua catatan
Memaparkan catatan dengan label Akhir Zaman. Papar semua catatan

Ahad, 2 Mac 2014

PASUKAM IMAM MAHDI MEMERANGI JAZIRAH ARAB

PASUKAM IMAM MAHDI MEMERANGI JAZIRAH ARAB


Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim disebutkan adanya empat konfrontasi yang akan dipimpin oleh Imam Mahdi. Keempat perang tersebut akan diawali dengan pembebasan jazirah Arab dari dominasi para Mulkan Jabbriyyan (raja-raja yang memaksakan kehendak seraya mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya). Hadits tersebut sebagai berikut:



تَغْزُونَ جَزِيرَةَ الْعَرَبِ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ فَارِسَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ - ثُمَّ تَغْزُونَ الرُّومَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ تَغْزُونَ الدَّجَّالَ فَيَفْتَحُهُ اللَّهُ

“Kalian akan perangi jazirah Arab sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian (kalian perangi) Persia sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Ruum sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Dajjal sehingga Allah menangkan kalian atasnya.” (HR Muslim 5161)

Sebagaimana kita telah bahas sebelumnya Ummat Islam dewasa ini sedang menjalani babak keempat dari lima babak perjalanan sejarahnya di Akhir Zaman. Tiga babak sebelumnya telah dilalui:
(1) Babak An-Nubuwwah (Kenabian), lalu
(2) Babak Khilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwah (Kekhalifahan yang mengikuti Sistem / Metode Kenabian), kemudian
(3) Babak Mulkan ’Aadhdhon (Raja-raja yang menggigit).

تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّا فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ (أحمد )
“Kalian akan mengalami babak Kenabian selama masa yang Allah kehendaki, kemudian babak kekhalifahan mengikuti manhaj Kenabian selama masa yang Allah kehendaki, kemudian babak Raja-raja yang menggigit,selama masa yang Allah kehendaki, kemudian babak para penguasa yang memaksakan kehendak selama masa yang Allah kehendaki, kemudian kalian akan mengalami babak kekhalifahan mengikuti manhaj Kenabian, kemudian Nabi diam.” (HR Ahmad)

Sesudah berlalunya babak ketiga yang ditandai dengan tigabelas abad masa kepemimpinan Kerajaan Daulat Bani Umayyah, kemudian Kerajaan Daulat Bani Abbasiyyah dan terakhir Kesultanan Utsmani Turki, maka selanjutnya ummat Islam memasuki Babak Mulkan Jabbriyyan (Penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak seraya mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya). Babak keempat diawali semenjak runtuhnya Kesultanan Utsmani Turki yang sekaligus merupakan kekhalifahan Islam terakhir pada tahun 1924.

Setelah runtuhnya sistem pemerintahan Islam, maka selanjutnya ummat Islam mulai menjalani kehidupan dengan mengekor kepada pola kehidupan bermasyarakat dan bernegara ala Barat. Mulailah di berbagai negeri muslim didirikan di atasnya berbagai nation-state (negara bedasarkan kesatuan bangsa). Padahal sebelumnya semenjak Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjadi kepala negara Daulah Islamiyyah (Negara Islam) pertama di Madinah, ummat Islam hidup dalam sistem aqidah-state (negara berdasarkan kesatuan aqidah) selama ribuan tahun.

Walaupun terdapat kekurangan di sana-sini dalam penerapan ajaran Islam, namun kehadiran sistem Islam secara formal menyebabkan ummat Islam pada babak ketiga masih memiliki kejelasan identitas, ideologi dan nili-nilai Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegaranya. Adapun setelah dihapuskannya eksistensi Khilafah Islamiyyah kemudian diganti dengan pemberlakuan konsep negara kebangsaan bagi ummat Islam di babak keempat, mulailah terjadi pergeseran identitas, ideologi serta nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Mulailah ummat Islam mengkotak-kotakkan dirinya berdasarkan faham nasionalisme. Ummat Islam Mesir sendiri, ummat Islam Indonesia sendiri, ummat Islam Saudi sendiri dll.

Sejak memasuki babak keempat dunia Islam mulai mengalami peralihan kepemimpinan. Asalnya masih dipimpin oleh sesama muslim, maka Allah alihkan kepada kepemimpinan fihak Barat (baca: kaum kuffar). Sehingga terasa sekali bagaimana tidak berdayanya para pemimpin muslim di negeri mereka sendiri. Bahkan negeri muslim di mana terdapat dua kota suci utama (Mekkah dan Madinah) raja dan para pangerannya takluk kepada kemauan fihak Barat. Sehingga tidak mengherankan saat terjadinya penzaliman Yahudi Zionis Israel kepada saudara-saudara kita di Gaza-Palestina Januari kemarin, negara kerajaan Arab Saudi tidak menunjukkan keberfihakannya kepada Palestina, apalagi kepada Hamas. Malah sebaliknya mereka bersama Mesir dan Jordan bermain mata alias berkolaborasi dengan musuh ummat Islam, yaitu Israel.

Arab Saudi merupakan wilayah terbesar dari jazirah (semenanjung) Arabia. Kerajaan ini memiliki bendera yang tertera padanya kalimat Laa ilaha illAllah Muhammadur Rasulullah lengkap dengan pedangnya. Namun semua orang tahu betapa kezaliman banyak berlangsung di kerajaan tersebut. Misalnya berapa banyak TKW Indonesia yang dilaporkan mengalami penganiayaan oleh para majikan Arabnya. Kerajaan ini mensyaratkan jamaah haji seluruh dunia untuk divaksinasi Meningitis terlebih dahulu, padahal ia mengandung zat dari hewan babi yang najis. Arab Saudi membungkam para ulamanya yang menghidupkan kesadaran dan semangat berjihad fi sabilillah. Bahkan mencekal para ulamanya yang menunjukkan permusuhan kepada Amerika dan Israel.

Belum lagi para raja dan pengerannya mempertontonkan hedonisme gaya hidup mewah cinta dunia yang sungguh mencerminkan ketidakpedulian dan empati terhadap sebagian besar ummat Islam di berbagai negeri lainnya yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Dalam salah satu konsultasi di eramuslim berjudul ”Arab dan Kiamat” dijelaskan fakta sebagai berikut:

”Kita juga harus ingat, Kerajaan Saudi Arabia itu berdiri, berontak dan lepas dari Kekhalifahan Turki Utsmaniyah, atas dukungan jaringan Zonis Internasional. Salah seorang perwira Yahudi Inggris, Letnan Terrence Edward Lawrence, disusupkan dan mengendalikan pasukan Saudi ini. Setelah menjadi kerajaan, 75.000 pasukan Saudi Arabia—Saudi Arabian National Guard (SANG)—dibentuk dan mendapat pelatihan dari Vinnel Corporation, salah satu Privat Military Agency (PMA) AS dengan nilai kontrak yang sangat besar. Tentu saja, CIA dan MOSSAD berada di belakang PMA ini.


Tahukah anda? sekrang Makkah sudah seperti Las Vegas?

Di Mekkah pula, para penguasa Saudi mempersilakan perusahaan-perusahaan donatur Zionis seperti Starbucks dan McD buka gerai dan banyak menarik pelanggan. Bahkan Al-Walid, salah seorang kerabat istana Saudi, menguasai banyak perusahaan yang banyak di antaranya menjadi donatur Zionis Israel. Namun ketika Muslim Gaza dibantai Israel, Saudi (dan juga Mesir) bersikap adem-ayem, bahkan merestui pembantaian ini karena mereka lebih bersahabat dengan pelayan Zionis bernama Mahmud Abbas, ketimbang dengan HAMAS.”

Pantaslah bilamana Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam memprediksi bahwa di antara langkah awal yang akan dikerjakan oleh Panglima Ummat Islam Akhir Zaman -yakni Imam Mahdi- ialah mengakhiri kesombongan para Mulkan Jabbriyyan di semenanjung Arabia. Proyek ini dalam bentuk perang terhadap semenanjung Arabia. Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Kalian akan perangi jazirah Arab sehingga Allah menangkan kalian atasnya.” (HR Muslim)

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam pasukan Imam Mahdi yang akan memperoleh salah satu dari dua kebaikan: ’Isy Kariman (hidup mulia di bawah naungan Syariat Allah) atau mati syahid. Amin ya Rabb. 

(swaramuslim http://salafytobat.wordpress.com/)

Selasa, 30 Oktober 2012

Seulas Bicara Tentang Rahsia Yang Semakin Nyata

Assalamu'alaikum,



Hari ini, hamba kurang 'mood' untuk menulis bagi kerja harian hamba. Hamba menghabiskan 4 jam meneroka pelbagai tulisan di internet, membaca gelodak jiwa rakyat jelata, memerhati politik sengketa yang tiada penghujungnya.  Dalam masa yang sama, mengingati kisah-kisah dan pengalaman sebulan dua ini, mana yang boleh dikongsi dengan para pembaca. Mulut hamba ini sudah 'digam sedikit' ketika berbicara dengan sahabat handai kerana terlepas juga satu-dua rahsia, akhirnya 'didenda' tidak boleh berjumpa sang guru di hujung benua dan satu dua kesalahan hamba itu, maka ziarah guru di Utara juga tidak kesampaian hajatnya.


Mungkin agak lama tidak mencurahkan rasa dan jiwa melalui pena, maka hamba gagahi jua walaupun otak yg sudah berat selepas 4 jam membaca terus-menerus. Bukan apa, dalam sebulan dua ini, banyak perkara yang difikirkan dan direnungi. Tentang akhir zaman, telah hamba khatam kitab-kitabnya sudah lama dahulu, tidak akan hamba berbicara tentangnya, biarlah mereka yang diizinkan-NYA membuka bicara, biarlah yang muda-muda itu gagah berbicara, biarlah yang masih bersemangat itu mengolah kata, kelak akhirnya  Yahudi dan Nasrani itu dikalahkan oleh muslihat Sang Pencipta Rasa jua. Terfikir tentang Tanah Melayu, keris dan kemistikannya, jantung dunia, khazanah alam yang tua, khazanah yang disembunyikan, khazanah akhir zaman, tentang dunia Nusantara sebelum zaman semasa, tentang Piramid Melayu, ziarah kota Palembang  yang menimbulkan pelbagai tanda tanya, tentang kebijaksanaan orang Melayu mempertahankan rahsianya, tentang mengapa strategi tentera Malaysia bersedemikian rupa dan 1001 perkara yang penghujungnya, aku ini hamba hanya-NYA, tidak tahu apa-apa. 

Hamba ungkapkan Sabda RSAW dalam kitab Hikayat Raja-Raja Pasai yang berbunyi :

“Sepeninggal aku telah wafat kelak, akan muncul sebuah negeri di bawah angin, Samudera namanya.”“Apabila terdengar kamu nama negeri itu, maka suruhlah sebuah bahtera untuk membawa perkakas dan alat kerajaan ke negeri itu, serta kamu Islamkan sekalian isi negeri itu, serta ajar mereka mengucap dua kalimah syahadat. Kerana dalam negeri itu kelak banyak orang yang akan menjadi wali Allah.”“Tetapi semasa kamu hendak pergi ke negeri itu, hendaklah kamu singgah mengambil seorang fakir di negeri Mengiri, bawalah fakir itu bersama-sama belayar ke negeri Samudera itu.”

Mereka yang belajar hadis akan ada hujahnya tentang kesahihan hadis ini. Bagi hamba, kesahihan hadis ini terletak pada Allah dan Rasul, carilah makna kata-kata hamba itu. Cuma Sabda Nabi SAW yang diletakkan dalam Hikayat itu banyak kod-kod rahsianya. Contohnya "mengapa membawa perkakas dan alat kebesaran ke negeri itu, apakah perkakas dan alat kebesaran itu, mengapa perlu dibawa ke negeri bawah angin, negeri mana yang dimaksudkan dengan negeri bawah angin itu, siapa yang dipesan oleh RSAW dalam hadis itu, mengapa perlu singgah mengambil seorang fakir di negeri Mengiri itu, siapa orang fakir itu, untuk apa orang fakir itu ke negeri Samudera itu, dan 1001 kod-kod rahsia". 

Hamba bukanlah hendak bercakap mengenai Melayu dan alter terahsianya, tetapi mengajak pengamal-pengamal tasawuf bertafakur sejenak atau dua jenak tentang alam ini, rahsianya, tentang 'perbuatan-perbuatan Allah', tentang Nusantara ini, tentang sejarah-sejarah lalu di kawasan ini. Jangan malu untuk belajar sejarah, kerana Al-Quran itu juga 'Kitab sejarah', mengandungi kod-kod sejarah yang boleh dirungkai jika kita mahu membaca, memahami, mengkaji dan mengamalinya.  Jangan sempitkan ilmu dan amal anda dengan ilmu tasawuf sahaja, kerana Allah SWT mengajar kita tentang sejarah, untuk dibaca dan diamalkan. Jangan sempitkan fikiran anda dengan 'Melayu itu Assabiyyah' jika anda faham 'apa itu Melayu dan 'mengkaji tentang hadis-hadis akhir zaman'. 


Ada beberapa kod rahsia yang sudah dizahirkan di Tanah Melayu ini jika anda sedar dan faham, terbuka fikiran, tidak taksub, prihatin dengan 'perbuatan-perbuatan Allah'.  Contohnya, PakLah semasa jadi Perdana Menteri membawakan slogan 'Cemerlang, Gemilang dan Terbilang'. Itu salah satu kod rahsia akhir zaman yang dizahirkan melalui kalam pemimpin negara. Sama ada Pak Lah sedar dan faham akan kod rahsia yang dibukanya itu, hamba manalah tahu, tapi itu kod rahsia yang penting  untuk umat akhir zaman. Begitu juga kalau anda menghayati Sajak Pak Lah berkaitan 'kita bongkarkan rahsia kitab suci'. Cuma beberapa perkara yang berlaku semasa zaman pemerintahan PakLah 'seperti menyebabkan' kod rahsia itu 'tergantung' begitu sahaja. Di Melaka sendiri, beberapa kod rahsia telah dizahirkan, maksudnya yang rahsia itu sudah tidak menjadi rahsia dan menjadi pengetahuan umum.  Cuma orang awam tidak mengetahui bahawa kod rahsia itu sudah dizahirkan kerana mereka tidak mendalami akan usul dan sejarah sesuatu perkara. Apa contohnya di Melaka, carilah sendiri, dalam blog hamba juga ada 'bayangannya'. 

Begitu juga dengan 'puzzle' akhir zaman. Banyak juga anak murid yang terlepas cakap tentang puzzle akhir zaman di internet, pasti mendapat sumber berita dari guru mursyid mereka tetapi itu sudah menjadi 'perancangan-NYA' bagi mengaburi musuh-musuh umat Islam. Akhir kalam, dalam ziarah hamba ke sana-sini, berjumpa guru di sana-sini, bersahabat dan bermuzakarah di sana-sini, dalam urusan-urusan yang tidak boleh dibincangkan di sini, hamba simpulkan dalam bahasa mudah, kita benar-benar berada di akhir zaman. Siapkanlah diri anda dan khususnya anak-anak anda...Wassalam.

Rabu, 8 Ogos 2012

Kamu akan mengikut jejak langkah umat-umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal...

Assalamu'laikum


Daripada Abu Sa’id al Khudri RA, beliau berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda : “Kamu akan mengikut jejak langkah umat-umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga jikalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu akan mengikuti mereka”. Sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah Yahudi dan Nasrani yang engkau maksudkan?” Nabi SAW menjawab : “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (Riwayat Muslim).


Ini antara hadis Nabi SAW yang menusuk ke dalam kalbu hamba, menggoncang minda hamba, menyebabkan hamba berfikir dengan begitu serius kehidupan hamba satu persatu...Tepat sekali hadis Nabi SAW ini. Benar sekali kata-kata junjungan SAW. Banyak juga kehidupan hamba dan keluarga yang mengikut kehidupan Yahudi dan Nasrani.  Sama ada kita sedar atau tidak sedar, Yahudi dan Nasrani setelah kalah perang Salib telah mengubah strategi dan taktik peperangan mereka dengan orang Islam.  Mereka mengkaji Al-Quran ayat demi ayat, perintah demi perintah, larangan demi larangan dan akhirnya melancarkan strategi dan taktik mereka untuk menjauhkan umat Islam dari Al-Quran dan As-Sunnah.

Kalau nak cerita memang banyak. Insya-Allah, hamba akan tulis tajuk ini dalam bentuk siri tulisan.  Lihat sahajalah pakaian rasmi ke pejabat. Kita kena pakai kemeja berlengan panjang, berseluar panjang, kalau majlis rasmi, urusan rasmi kena pakai tali leher, dah la cuaca kita panas, kita kena pakai blazer lagi.  Berseluar panjang memang tak ada masalah kerana ia menutup aurat. Tetapi bagaimana dengan bertali leher, berblazer.  Ini warisan British ke atas kita dan kita masih mengikutinya. Sudah 57 tahun kita merdeka, kita masih mengikut amalan mereka ini. Kalau anda pernah tinggal di negara Eropah contohnya, yang mengalami 4 musim cuaca, adalah biasa kena pakai blazer, kena pakai tali leher sebab musim sejuk, musim bunga dan musim luruh bukannya panas dan sememangnya sejuk bagi kita orang beriklim Khatulistiwa. Jadi berpakaian sebegitu adalah 'biasa' dan sesuai dengan budaya dan cuaca mereka di negara 4 musim.  Musim panas di negara 4 musim pun tak sepanas di Malaysia, macam dalam penghawa dingin di pejabat, kecuali cuaca berubah/ekstrim. Agak mendukacitakan kerana kita sama ada di pihak kerajaan, di sektor swasta, ulamak dan para ustaz, apatah lagi orang awam masih mengikuti pakaian warisan British ini.  Kita dapat lihat di televisyen, kalau tidak berkot, tidak bertali leher, dianggap tidak ikut standard. Alhamdulillah, akhir-akhir ini situasi sudah banyak berubah. Berbaju Melayu, berjubah, 'berbaju tempatan' sudah kurang menjadi halangan untuk muncul dalam beberapa acara di TV. Hebatnya warisan British ini sampai Pengawas Sekolah pun 'kena bertali leher' yang sebenarnya mengagungkan warisan British, tidak sesuai langsung dengan cuaca/iklim Malaysia (kasihan budak-budak sekolah-termasuk hamba dulu2), sehinggakan banyak organisasi kerajaan dan swasta pun ada tali leher rasmi!


Hamba lihat ada beberapa perubahan di sektor kerajaan dalam beberapa tahun kebelakangan ini. Zaman PakLah, baju batik dijadikan pakaian rasmi ke pejabat pada hari Khamis, ini suatu perubahan yang baik, lari daripada warisan British ini. Berbaju batik juga melambangkan jatidiri kita, mengukuhkan semangat kenegaraan, sesuai dengan cuaca Malaysia, selain membantu meningkatkan industri batik tempatan.  Kalau di UKM, kedapatan staf yang memakai pakaian kebangsaan iaitu baju Melayu bersamping setiap hari Jumaat. Hamba kira ini juga baik kerana sesuai dengan cuaca, berbangga atas adat resam dan tradisi bangsa yang tidak bercanggah dengan agama.  Dalam tahun-tahun kebelakangan ini juga, kepopularan 'baju korporat' dalam kalangan sektor awam dan swasta.  Walaupun baju korporat ini baju kemeja, hamba kira ia baik kerana berlengan pendek, tidak perlu bertali leher dan berblazer/ber'kot'. Baju korporat ini lebih sesuai dengan cuaca Malaysia. Semakin banyak agensi kerajaan, badan berkanun yang menggunakan baju korporat ini selain di sektor swasta.  

Negara memerlukan perubahan yang bermula dari peringkat atas. Pemimpin negara harus berani berubah dan menunjukkan contohnya. Hamba bukanlah nak suruh buang blazer, tali leher ke dalam tong sampah. Kalau ke majlis rasmi di negara-negara Barat dan sebahagian besar negara di dunia, memang 'kita perlu pakai blazer dan bertali leher' untuk sesuaikan diri dengan keadaan. Cumanya, kalau tidak menjadi syarat majlis, mengapa kita tidak mahu memakai pakaian kebangsaan kita. Kedapatan pemimpin beberapa negara Afrika dan kurang maju yang mengenakan pakaian kebangsaan mereka di dalam majlis-majlis antarabangsa. Mengapa kita tidak?  Begitu juga dengan majlis rasmi dalam negara. Masih kedapatan majlis rasmi negara yang mengkehendaki kita hadir dengan berblazer. Mengapa kita tidak tukarkan pakaian rasmi majlis ialah pakaian kebangsaan dan berbaju batik. Indonesia contohnya, pemimpin dan rakyatnya begitu bangga mengenakan baju batik keluaran tempatan dalam pelbagai majlis rasmi, kita masih nak berblazer. 

Kaum-kaum bukan Melayu sebenarnya tidak harus bimbang dan takut dengan pakaian kebangsaan (baju Melayu bersamping dan bersongkok) ataupun baju batik. Ia sekadar identiti sebuah negara, bukan 'suruh masuk Melayu pun'. Songkok pun bukan pakaian orang Melayu pun pada asalnya, tetapi orang Melayu boleh menerima songkok ini sebagai sebagai sebahagian dari budaya mereka dan songkok yang digandingkan dengan Baju Melayu bersamping akan menyerlahkan identiti dan citra seseorang individu. Songkok juga sesuai dengan cuaca panas di Malaysia.  Lihatlah betapa segaknya pakaian istiadat anggota tentera ketika bersongkok dengan pedang di pinggang.



Sementelah kita berblazer dan bertali leher, maka kita mengikut Barat dengan berfesyen mengikut mereka. Di Barat, mereka 'terpaksa berfesyen' kerana iklim 4 musim. Pakaian musim sejuk tidak boleh dipakai musim bunga kerana terlalu tebal dan panas, pakaian musim bunga kurang sesuai dipakai ketika musim panas kerana suhu dah naik, pakaian musim panas kurang sesuai untuk musim luruh kerana suhu dah sejuk balik dan pakaian musim luruh tidak dapat menahan diri daripada kesejukan di musim sejuk. Dari kitaran musim itu mereka terpaksa berfesyen sebelum akhirnya usahawan-usahawan dan peniaga mereka bentuk pelbagai bentuk fesyen untuk menarik perhatian masyarakat. Maka kita yang tiada 4 musim pun ikut mereka. Dari baju yang kurang mahal, nak pakai yang lebih 'branded', seluar nak berjenama, kasut  pun nak berjenama, tali pinggang nak berjenama, tali leher pun nak berjenama... Hamba bukanlah suruh pakai seluar tanpa tali pinggang, tapi perlukah kita tali pinggang yang mahal? Perlukah kita kasut yang mahal-mahal? Semuanya kita ikut Yahudi dan Nasrani sedikit demi sedikit sepertimana Hadis Nabi SAW di atas. Kesan peliknya adalah kita terpaksa membuat sistem penghawa dingin dengan  menurunkan suhu penghawa dingin kerana pakaian kita tidak sesuai dengan cuaca kita...maka bangunan kerajaan, sektor swasta, kompleks membeli-belah pun 'ikut sama' untuk bagi kita yang dah salah berpakaian ini rasa selesa di pejabat!!! Sepatutnya kita berpakaian dengan pakaian yang sesuai dengan cuaca kita, dan bangunan kita direkabentuk agar sesuai dengan cuaca Malaysia!!!

Hamba pun banyak blazer dan tali leher. Taklah nak buang semuanya, pakai bila perlu. Tak ada yang 'branded' pun. Cuma kalau pemimpin kita, pemimpin sektor swasta kita semakin sedar perkara ini maka kesan akhirnya adalah ia semakin baik untuk kita dan negara kita.  Kita menginsafi hadis Nabi SAW ini dan sama-sama kita berfikir dan berubah atas kuasa dan tanggungjawab setakat mana yang kita ada.  Setidak-tidaknya kalau sebahagian besar sektor kerajaan dan swasta  tidak berblazer dan bertali leher, maka suhu penghawa dingin boleh dinaikkan lagi, dan ini akan menjimatkan elektrik, mengurangkan pencemaran alam sekitar, mengurangkan aliran wang ke luar negara, dan penjimatan ini boleh digunakan untuk aktiviti-aktiviti pembangunan lain yang lebih bermanfaat untuk negara.

Setakat ini sahajalah huraian hamba berkaitan Hadis Nabi SAW ini iaitu berkaitan pakaian. Insya-Allah, moga-moga diberikan kelapangan masa, kecerdasan minda untuk siri-siri seterusnya. Wassalam.